Twitter perkenalkan fitur baru berupa label untuk menandai beberapa tweet untuk informasi yang salah mengenai COVID-19. Label baru ini dapat memudahkan pengguna untuk mengetahui informasi yang salah yang pada akhirnya akan meluas ke topik lain. Perusahaan telah mengumumkan pada Senin.
Dilansir dari situs web Reuters.com, dalam postingan blognya Twitter mengatakan label baru ini akan menghubungkan ke informasi yang dapat dipercaya agar pengguna tidak disesatkan dengan berita palsu.
Perusahaan mengatakan bahwa tergantung pada kecenderungan untuk membahayakan dan jenis informasi yang salah dalam tweet, peringatan ini menunjukan bahwa tweet tersebut bertentangan dengan panduan dari pakar kesehatan masyarakat sebelum pengguna melihatnya.
Twitter mengatakan label baru ini akan terlihat mirip dengan yang diluncurkan untuk menandai media sintetis dan yang dimanipulasi dan akan berlaku untuk tweet yang telah dikirim sebelum pengumuman Twitter, setelah itu digunakan terlepas dari siapa yang mengirim tweet tersebut.
Situs media sosial termasuk Facebook dan Youtube, layanan video milik Google sedang dalam tekanan untuk melawan informasi salah yang telah tersebar di platform mereka tentang pandemic COVID-19.
Awalnya informasi salah semacam itu berkisar dari penyembuhan palsu hingga kesalahan informasi yang menghubungkan virus dengan teori konspirasi tentang tokoh-tokoh terkenal seperti pendiri Microsoft yang kini menjadi seorang filantropis Bill Gates atau sekitar teknologi 5G.
Mitra pengecekan fakta pihak ketiga milik raksasa media sosia Facebook, di nilai Reuters dapat menyanggah konten viral di situs tersebut dengan penggunaan label bulan lalu. Youtube juga mengatakan bahwa mereka akan mulai memunculkan panel informasi yang bekerjasama dengan pihak ketiga.
“Salah satu perbedaan dalam pendekatan kami di sini adalah kami tidak menunggu pihak ketiga untuk membuat keputusan,” kata Direktur Kebijakan Publik Twitter, Nick Pickles.
Twitter mengatakan tidak akan mengambil tindakan terhadap tweet dengan informasi yang belum dikonfirmasi pada saat berbagi, tetapi dapat menempatkan peringatan atau label pada klaim yang disengketakan, serta yang dikonfirmasi sebagai palsu.
Twitter menambahkan akan terus menggunakan sistem internal untuk secara proaktif mengawasi berbagai tweet yang terkait dengan COVID-19 dan akan mengandalkan “mitra terpercaya”, seperti organisasi non-pemerintah untuk mengidentifikasi konten yang bisa menyebabkan kerusakan.(na)