Di masa pandemi Covid-19 yang masih terjadi di Indonesia hingga saat ini, mendorong masyarakat mulai dari pelajar, pekerja kantoran hingga aktivitas lainnya dilakukan secara virtual dan kebanyakan orang mengunggah foto selfie mereka saat belajar maupun bekerja dari rumah. Tak hanya itu, ada juga yang mengunggah sesi konferensi videonya lengkap dengan wajah orang-orang yang menghadiri pertemuan virtual tersebut.
Namun dalam sebuah postingan blog dari perusahaan keamanan Sophos menunjukkan bahwa penjahat siber dapat memanfaatkan selfie tersebut untuk mencuri berbagai data pribadi yang dapat digunakan untuk mengeksekusi identitas atau penipuan finansial.
Dilansir dari situs Tech Radar, ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk memaparkan informasi pribadi dari foto selfie orang yang bekerja dari jarak jauh. Misalnya, label kemasan di latar belakang foto dapat dimanfaatkan untuk mengetahui alamat rumah orang tersebut. Selain itu, poster di dinding dapat mengungkapkan informasi tentang hobi individu yang dapat digunakan untuk memecahkan pertanyaan keamanan.
Sementara itu, gambar-gambar pesta ulang tahun virtual yang diadakan di Zoom atau Teams, dapat digunakan oleh penjahat siber untuk mengetahui tanggal lahir dan mengumpulkan nama-nama teman hingga anggota keluarga.
Associate Professor of Cybersecurity di University of Kent Dr. Jason Nurse mengatakan bahwa variasi informasi yang mungkin terungkap dalam konteks seperti itu tidak terbatas.
“Para penjahat siber senang jika kita berbagi informasi tentang kehidupan pribadi atau terkait pekerjaan secara terbuka di internet,” kata Jason.
“Meskipun berbagi foto selfie mungkin tampak tidak berbahaya dan bahkan harus dilakukan pada saat itu, kenyataannya adalah bahwa kita dapat jatuh ke dalam perangkap kuno untuk terlalu banyak berbagi secara online dan mengabaikan risikonya dan bukan hanya informasi pribadi yang berisiko selfie kerja jarak jauh juga bertanggung jawab untuk membocorkan semua jenis data sensitif perusahaan juga,” tambahnya.
Analisis gambar lingkungan kerja rumahan telah mengungkapkan kotak masuk email kantor, email internal, nama kolega, halaman web pribadi, perangkat lunak yang diinstal di komputer dan masih banyak lagi.
Jason menambahkan para pengguna perlu memastikan unggahan di media sosial tidak mengekspos data sensitif atau pribadi, dan penting untuk selalu memperhatikan apa yang ada di latar belakang foto Anda, menggunakan latar belakang virtual atau kabur selama panggilan video dan berpikir dua kali sebelum menggunakan hashtag populer saat mengunggah foto.(na)