WhatsApp Hadirkan Fasilitas Enkripsi

Penyedia layanan pesan instan Whatsapp telah mengumumkan untuk mengenkripsi semua komunikasi para penggunanya pada bulan April 2016.

Dengan adanya layanan enkripsi tersebut, setiap pesan yang terkirim akan diacak (enkripsi) dan hanya dapat diterjemahkan atau didekripsi oleh perangkat penerima.

Hal itu membuat pesan tidak dapat dibaca ketika disadap, contohnya seperti penyadapan yang dilakukan oleh para penjahat ataupun penegak hukum.

Saat ini Whatsapp telah memiliki satu miliar pengguna di seluruh dunia, selain pesan singkat, pengiriman file dan panggilan suara akan dienkripsi juga.

Perusahaan yang dimiliki oleh Facebook ini mengkatakan bahwa mereka ingin melindungi komunikasi pribadi para penggunanya. Dimana hal tersebut adalah salah satu dari keyakinan yang mereka anggap sebuah keharusan.

Fasilitas enkripsi itu dihadir ditengah hangatnya kasus dimana FBI meminta Apple untuk membantu memberikan akses data pada iPhone yang digunakan oleh pria bersenjata bernama Syed Farook di California.

Whatsapp menjelaskan ide sederhananya ketika pengirimana pesan dilakukan, satu-satunya orang yang bisa membaca pesan tersebut adalah orang atau grup yang dikirimi pesan. Jadi tidak ada yang bisa melihat isi pesan, baik itu penjahat cyber, pemerintah, bahkan kita semua.”

Pengguna dengan versi terbaru dari Whatsap diinformasikan mengenai adanya perubahan ketika mengirimkan pesan pada tanggal 5 April 2016. Secara default pengaturan sudah di aktifkan.

Amnesty International menyebut langkah itu sebagai sebuah “kemenangan besar” untuk kebebasan dalam berbicara.

Whatsapp mengeluarkan Protokol Signal, yang memberikan enkripsi untuk satu miliar penggunanya di seluruh dunia. Hal tersebut adalah sebuah bentuk dukungan besarnya agar setiap orang bisa mengekspresikan diri mereka dan berkomunikasi tanpa diliputi adanya rasa takut,” ujar organisasi itu dalam sebuah pernyataannya.

“Ini adalah sebuah kemenangan besar untuk privasi dan kebebasan berbicara, terutama bagi para aktivis dan wartawan yang memang mengandalkan pada sebuah komunikasi yang kuat serta dapat dipercaya untuk melaksanakan pekerjaan mereka tanpa memposisikan hidup mereka pada risiko yang lebih besar.”

Keputusan Whatsapp tersebut juga disambut baik oleh profesional dibidang keamanan internet.

“Para penyadap kecewa dengan adanya fasilitas ini, namun warga yang taat hukum bersukacita, sebab update terbaru dari WhatsApp merupakan kemenangan untuk sebuah privasi dalam berkomunikasi,” kata Lee Munson, seorang peneliti keamanan dari Comparitech.

Tindakan yang dilakukan oleh Whatsapp mungkin membuat kesal para lembaga penegak hukum, seperti misalnya dari Departemen Kehakiman AS yang baru-baru ini menyatakan keprihatinannya atas enkripsi yang disediakan oleh Whatsapp.
Pengacara FBI James Baker telah mengkritik langkah itu dengan mengatakan enkripsi mengancam pekerjaan para penegakan hukum.

“Ini membahayakan keselamatan publik. Semua harusnya memahami itu, dan mencari tahu bagaimana mereka akan menghadapi itu nanti,” katanya, seperti yang disampaikannya kepada situs berita US News and World Report.

“Apakah mereka ingin masyarakat untuk menanggung beban yang ditimbulkan nantinya? Apakah mereka ingin para korban terorisme untuk menanggung beban tersebut?”

Hal itu disampaikannya ketika menjadi pembicara di pertemua n Asosiasi Internasional untuk Para Profesional di Bidang Privasi.

Aplikasi pengiriman pesan lain yang telah menggunakan enkripsi untuk para penggunannya salah satunya adalah Telegram. Telegram dikenal karena digunakan oleh pihak ISIS untuk berbagi informasi.