Salah satu hal paling mengejutkan dari kontroversi Cambridge Analytica yang saat ini terjadi di Facebook adalah betapa mudahnya bagi pengembang pihak ketiga untuk dapat mengakses data pribadi jutaan pengguna tanpa sepengetahuan mereka, bahkan ketika mereka tidak mengunduh aplikasi itu.
Itu karena kebijakan Facebook sebelum tahun 2014 jauh lebih longgar ketimbang yang ada sekarang. Pada saat itu, sebuah aplikasi dapat mengambil data dari pengguna dan teman – teman pengguna, kecuali jika setelan privasi telah dikunci.
Facebook sebenarnya telah membuat fitur khusus yaitu “Login Anonim”. Dengan menggunakan fitur ini, pengguna Facebook dapat masuk ke layanan pihak ketiga tanpa membuat semua data mereka dapat diambil oleh pengembang. Namun, sayang sekali fitur ini tidak pernah diluncurkan. Facebook diam-diam menghentikan proyek pengembangan fitur ini karena diduga kurangnya minat dari para pengembang.
Seharusnya bukan itu yang menjadi masalah. Fitur Anonymous Login merupakan salah satu fitur baru dan pertama yang pernah diumumkan pada konferensi pengembang F8 tahunan Facebook pada tahun 2014. Hal tersebut merupakan bagian dari upaya Facebook untuk menempatkan penggunanya pada posisi yang lebih aman.
“Kami tahu sejumlah orang merasa takut menekan tombol biru,” kata Mark Zuckerberg mengenai tombol “login in with Facebook” yang sekarang ada di mana-mana.
“Kami tidak ingin ada yang terkejut dengan bagaimana cara mereka berbagi di Facebook, karena itu tidak baik untuk siapa pun,” imbuhnya.
Solusinya adalah sebuah login Facebook alternatif yang memungkinkan pengguna untuk mendaftar sebuah aplikasi tanpa membagikan data pribadi mereka ke pengembang. Fitur ini disebut dengan Anonymous Login, fitur yang menawarkan kemudahan bagi para penggunanya. Walaupun cara kerjanya sama seperti login Facebook normal, tetapi dengan menggunakan Anonymous Login, Facebook tetap merahasiakan identitas pengguna dari pengembang.
Menurut Mark Zuckerberg idenya adalah pengguna tetap bisa mencoba sebuah aplikasi, tanpa khawatir pengembanga akan mendapatkan data – data mereka. Meskipun fitur ini dipamerkan selama penyampaian keynote oleh Mark Zuckerberg, tetapi tidak pernah diluncurkan. Tidak hanya itu, Facebook bahkan nyaris tidak pernah menyebut lagi mengenai fitur ini.
Facebook secara resmi menghentikan fitur Anonymous Login pada Agustus 2015, 16 bulan setelah diumumkan, karena kurangnya minat dari pengembang. Seperti yang dilaporkan oleh Recode tahun itu, hanya ada sedikit insentif bagi pengembang untuk mengadopsi fitur login. Selain itu, dari sisi Facebook sendiri juga sangat sedikit memberikan dorongan kepada para pengembang untuk mengadopsi fitur Anonymous Login.
Sama halnya seperti Facebook, pengembang juga cinta akan data. Semakin banyak mereka tahu tentang pengguna mereka, semakin efektif mereka dapat menargetkan iklan mereka, atau mencari cara untuk membuat mereka menghabiskan lebih banyak waktu di aplikasi mereka. Ini tidak mungkin dilakukan tanpa mengetahui identitas sebenarnya pengguna.
Dengan adanya fitur Anonymous Login juga tidak bisa mencegah kegagalan Cambridge Analytica. Karena semua akun dan data yang dipertanyakan sudah diperoleh pada ketika Facebook memperkenalkan fitur baru tersebut.
Walaupun demikian ide untuk Anonymous Login patut ditinjau kembali, karena sekarang kita telah mengetahui apa konsekuensinya ketika menyerahkan semua data kita ke pengembang dengan sukarela. Karena ini akan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap Facebook dan layanan yang terhubung dalamnya. Dengan adanya fitur seperti Anonymous Login dapat membantu pengguna memiliki kontrol atas data mereka.(hh)