Para Peneliti di Tiongkok Kembangkan Teknologi 6G

Jaringan seluler generasi keenam akan mencapai kecepatan satu terabyte per detik. Ini 100 kali lipat dari kecepatan yang saat ini ada, bahkan dari teknologi terbaik yang ada, tetapi diperkirakan akan memerlukan waktu satu dekade untuk dapat direalisasikan.

Untuk saat ini teknologi 6G masih berada pada tahap awal. Sementara teknologi 5G sudah menjadi sumber utama ketegangan perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat karena sistem pertahanan telah menggunakan teknologi nirkabel mutakhir.

Raksasa teknologi asal Tiongkok, Huawei, adalah salah satu vendor peralatan 5G terkemuka di dunia. Mereka juga telah dituduh oleh Amerika sebagai ancaman keamanan atas dugaan hubungannya dengan Partai Komunis Tiongkok. Huawei pun telah berulang kali membantah tuduhan tersebut dan mengatakan pihaknya tengah melakukan penelitian untuk jaringan 6G.

Dalam pengembangan teknologi 6G, Tiongkok tidak sendirian. Universitas Oulu di Finlandia telah menerima dana sebesar 250 juta Euro atau sekitar 279 juta Dolar pada April 2018 untuk program pertama di dunia yang didedikasikan untuk penelitian teknologi 6G.

Selain itu Jepang juga telah menjanjikan 2 miliar dolar pada November 2019 untuk membantu perusahaan di negeri Sakura itu melakukan penelitian teknologi 6G sebagai bagian dari paket stimulus yang diumumkan oleh pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe.

Baca: Jepang Mulai Kembangkan Teknologi 6G

Menurut Zahid Ghadialy, analis utama di 3G4G yang berbasis di London sebenarnya untuk teknologi 6G belum pasti, mereka hanya bisa berspekulasi. Ia juga mengatakan bahwa banyak yang masih akan bergantung pada penyebaran jaringan 5G dan belum pasti apakah nantinya mereka akan menarik konsumen dalam jumlah besar.

Bi Qi, kepala pejabat teknis China Telecom, memproyeksikan potensi penggunaan yang lebih spesifik untuk 6G ketika ia berbicara pada Konvensi 5G Dunia di Beijing pada bulan November.

Pada event tersebut ia menyampaikan bahwa tidak masalah apakah seseorang sedang mengemudi, bersepeda atau berjalan dengan GPS, dengan teknologi 6G semua akan sepenuhnya terintegrasi dengan holograf, sehingga pengguna tidak perlu menunduk melihat ponsel, karena akan ada peta holografik 3D yang diproyeksikan di depan mata pengguna.

Tetapi para peneliti di industri mengatakan bahwa masih spekulatif untuk mengatakan untuk apa teknologi 6G nantinya dapat digunakan. Belum lagi adanya hambatan teknis, seperti transmisi gelombang elektromagnetik pada bandwidth tinggi yang akan membuat kecepatan internet lebih cepat mungkin harus diatasi terlebih dahulu sebelum teknologi 6G menjadi kenyataan.

He Jiguang, seorang peneliti di Universitas Oulu, mengatakan bahwa penelitian yang terjadi di negara-negara seperti Tiongkok dan Korea Selatan oleh perusahaan-perusahaan seperti Huawei masih berada pada tahap awal.

Ia juga mengatakan hanya dalam dua atau tiga tahun akan ada teknologi yang cocok yang dapat digunakan. Bahkan operasi medis menggunakan perangkat jarak jauh dapat dilakukan dengan adanya teknologi 6G.(hh)